Jumat, 05 Oktober 2012

PENGOBATAN HERBAL MANFAAT DAUN KERSEN SEBAGAI OBAT HYPERTENSI

A.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui kandungan pada daun kersen
2.      Untuk mengurangi penggunaan obat kimia mengganti dengan obat herbal
B.     Dasar Teori
Kersen atau talok adalah nama sejenis pohon dan buahnya yang kecil dan manis. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri (untuk buah bernama ceri yang lain, lihat pada: ceri). Di Lumajang, anak-anak menyebutnya baleci. Kersen berasal dari Amerika tropis (Meksiko Selatan, Karibia, Amerika Tengah sampai Peru dan Bolivia). Dibawa masuk melalui Filipina pada akhir abad-19 dan lalu dengan cepat menyebar diseluruh wilayah teropis Asia Tenggara. Kandungan kimia pada daun kersen sbb:
Air (77,8 gram), Protein (0,384 gram), Lemak (1,56 Gram), Karbohidrat (17,9 gram), Serat (4,6 gram), Abu (1,14 gram), Kalsium (124,6 mg), Fosfor (84mg), Besi (1,18 mg), Karoten (0,019g), Tianin (0,065g), Ribofalin (0,037g), Niacin (0,554 g) dan kandungan Vitamin C (80,5 mg) nilai Energi yang dihasilkan adalah 380KJ/100 gram. Beberapa manfaat dari daun sebagai obat hypertensi, serangan jantung dll.
C.    Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Gelas kimia
Air
Bunsen
Pucuk daun kersen
Kaki tiga

Saringan

Gelas / botol

Korek


D.    Cara Kerja
1.      Persiapkan alat dan bahan secara lengkap kemudian rangkai dengan baik dan benar.
2.      Isi glass kimia dengan air secukupnya
3.      Bunsen dinyalakan dan kaki tiga kemudian air dalam gelas kimia di panaskan
4.      Masukan daun kersen dalam air ketika mendidih
5.      Tunggu hingga daun layu dan air berwarna hijau
6.      Saring air masukan dalam gelas
7.      Minum oleh penderita

Rabu, 03 Oktober 2012

VIRUS POLIO

A.LATAR BELAKANG

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut mengifeksi saluran usus Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis). Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat. Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.
Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.
B. Klasifikasi

Divisi  :
Kelas   :
Protophyta
Mikrotatobiotes
Ordo    :
Virales
Famili  :
Picornaviridae
Genus  :
Enterovirus
Species  :  Poliovirus



C. karakteristik
  •   Setelah terinfeksi ke dalam sel, RNA keluar dari sarangnyadan di dalam sel RNA ini memiliki dua fungsi. Yang pertamaadalah sebagai mRNA yang ditranslasikan menjadi protein-protein yang berfungsi untuk pembentukan tubuh dan enzim-enzim yang berfungsi untukperkembang-biakan (replikasi)virus itu sendiri.
  •  Fungsi yang kedua dari RNA ini adalah sebagai bahandasar (template) untuk pembentukan RNA benang negatif (negative strand RNA). RNA benang negatif ini kemudiandigunakan lagi sebagai template untuk membentuk RNAbenang positif. Begitu seterusnya sehingga benang positif RNAyang menjadi genom virus ini terus bertambah banyak. RNAyang terbentuk kemudian dibungkus oleh protein-proteinpembentuk tubuh dan keluar dari sel sebagai virus baru.Rentetan proses ini dijalankan oleh enzim-enzim dari sel dandari virus itu sendiri.

           D. Jenis Polio

     1. Polio non-paralisis

              2. Polio paralisis spinal
      3. Polio bulbar





E.  Tipe Virus Polio
ü Tipe 1 (Brunhilde), Virus ini relatif tahan terhadap hampir semua desinfektan (etanol, isopropanol, lisol, amonium kuartener, dll) dan  yang paling ganas (paralitogenik) dan sering menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah.
ü Tipe 2 (Lanzig) adalah tipe yang paling jinak.
ü Tipe 3 (Leon).

E.  Peranan
Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis). Masa inkubasi virus polio biasanya berkisar 3-35 hari. Gejala umum serangannya adalah pengidap mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak setelah demam selama 2-5 hari.

F.  PROSES PENULARAN
Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus. Selanjutnya, diserap dan disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Penularan virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:
* fekal-oral (dari tinja ke mulut)
Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita lalu masuk ke mulut orang yang sehat.
* oral-oral (dari mulut ke mulut)
Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang masuk ke mulut orang sehat lainnya.
Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus. Sebaliknya, pada keadaan beku atau suhu yang rendah justru virus dapat bertahan hidup bertahun-tahun. Ketahanan virus ini di dalam tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain. Virus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan.
Meskipun cara penularan utama adalah akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang terinfeksi, namun virus ini sebenarnya hidup di lingkungan yang terbatas. Nah, salah satu inang atau mahluk hidup perantaranya adalah manusia.
Faktor yang mempengaruhi penyebaran virus adalah kepadatan penduduk, tingkat higienis, kualitas air, dan fasilitas pengolahan limbah. Di area dengan sanitasi yang bagus dan air minum yang tidak terkontaminasi, rute transmisi lainnya mungkin penting. Bahan yang dianggap infeksius untuk virus polio adalah feses dan sekresi pernafasan dari pasien yang terinfeksi virus polio atau yang menerima OPV (Oral Poliovirus Vaccine) dan produk laboratorium yang digunakan untuk percobaan dengan menggunakan virus polio. Bahan yang dianggap berpotensi infeksius adalah feses dan sekresi faring yang dikumpulkan untuk tujuan apapun dari daerah yang masih terdapat virus polio liar. Darah, serum dan cairan serebrospinal tidak diklasifikasikan infeksius untuk virus polio.
G. GEJALA KLINIS
Masa inkubasi virus polio biasanya berkisar 3-35 hari. Gejala umum serangannya adalah pengidap mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak setelah demam selama 2-5 hari.
Berikut fase-fase infeksi virus tersebut:
* stadium akut
Yaitu fase sejak adanya gejala klinis hingga 2 minggu. Ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat. Kadang disertai sakit kepala dan muntah-muntah. Kelumpuhan terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di bagian tulang belakang (medula spinalis) lantaran invasi virus. Kelumpuhan ini bersifat asimetris sehingga cenderung menimbulkan gangguan bentuk tubuh (deformitas) yang menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Kelumpuhan yang terjadi sebagian besar pada tungkai kaki (78,6%), sedangkan 41,4% pada lengan. Kelumpuhan ini berlangsung bertahap sampai sekitar 2 bulan sejak awal sakit.
* stadium subakut
Yaitu fase 2 minggu sampai 2 bulan. Ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam. Kadang disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Terjadi kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu sisi saja.
* stadium konvalescent
Yaitu fase pada 2 bulan sampai dengan 2 tahun. Ditandai dengan pulihnya kekuatan otot yang sebelumnya lemah. Sekitar 50-70 persen fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut. Selanjutnya setelah 2 tahun diperkirakan tidak terjadi lagi pemulihan kekuatan otot.
* stadium kronik
Yaitu lebih dari 2 tahun. Kelumpuhan otot yang terjadi sudah bersifat permanen.

H.UPAYA PENCEGAHAN
Ada beberapa langkah upaya pencegahan penyebaran penyakit polio ini, di antaranya adalah:
* Eradikasi Polio
* PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
* Survailance Acute Flaccid Paralysis
* Mopping Up