A.LATAR BELAKANG
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis
atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus
yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut mengifeksi saluran usus Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan
mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan
(paralisis). Polio
sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno menggambarkan
orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat. Kaisar Romawi
Claudius
terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.
Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak
sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah
besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan.
Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II,
penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak
terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak
membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop
dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.
B. Klasifikasi
Divisi :
Kelas :
|
Protophyta
Mikrotatobiotes
|
Ordo :
|
Virales
|
Famili :
|
Picornaviridae
|
Genus :
|
Enterovirus
|
Species : Poliovirus
C. karakteristik
- Setelah terinfeksi ke dalam sel, RNA keluar dari sarangnyadan di dalam sel RNA ini memiliki dua fungsi. Yang pertamaadalah sebagai mRNA yang ditranslasikan menjadi protein-protein yang berfungsi untuk pembentukan tubuh dan enzim-enzim yang berfungsi untukperkembang-biakan (replikasi)virus itu sendiri.
- Fungsi yang kedua dari RNA ini adalah sebagai bahandasar (template) untuk pembentukan RNA benang negatif (negative strand RNA). RNA benang negatif ini kemudiandigunakan lagi sebagai template untuk membentuk RNAbenang positif. Begitu seterusnya sehingga benang positif RNAyang menjadi genom virus ini terus bertambah banyak. RNAyang terbentuk kemudian dibungkus oleh protein-proteinpembentuk tubuh dan keluar dari sel sebagai virus baru.Rentetan proses ini dijalankan oleh enzim-enzim dari sel dandari virus itu sendiri.
D. Jenis Polio
1. Polio non-paralisis
2. Polio paralisis spinal
3. Polio bulbar
E. Tipe Virus Polio
ü Tipe 1 (Brunhilde), Virus ini relatif tahan
terhadap hampir semua desinfektan (etanol, isopropanol, lisol, amonium
kuartener, dll) dan yang paling ganas (paralitogenik) dan sering
menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah.
ü Tipe 2 (Lanzig) adalah tipe yang paling jinak.
ü Tipe 3 (Leon).
E. Peranan
Virus ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis). Masa inkubasi virus polio biasanya berkisar 3-35 hari.
Gejala umum serangannya adalah pengidap mendadak lumpuh pada salah satu anggota
gerak setelah demam selama 2-5 hari.
F. PROSES PENULARAN
Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang
biak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus. Selanjutnya,
diserap dan disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Penularan
virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:
*
fekal-oral (dari tinja ke mulut)
Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang tercemar
virus polio yang berasal dari tinja penderita lalu masuk ke mulut orang yang
sehat.
*
oral-oral (dari mulut ke mulut)
Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita
yang masuk ke mulut orang sehat lainnya.
Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat
mematikan virus. Sebaliknya, pada keadaan beku atau suhu yang rendah justru
virus dapat bertahan hidup bertahun-tahun. Ketahanan virus ini di dalam tanah
dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain. Virus
ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai
berkilo-kilometer dari sumber penularan.
Meskipun cara penularan utama adalah akibat
tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang terinfeksi, namun
virus ini sebenarnya hidup di lingkungan yang terbatas. Nah, salah satu inang
atau mahluk hidup perantaranya adalah manusia.
Faktor yang mempengaruhi penyebaran virus
adalah kepadatan penduduk, tingkat higienis, kualitas air, dan fasilitas
pengolahan limbah. Di area dengan sanitasi yang bagus dan air minum yang tidak
terkontaminasi, rute transmisi lainnya mungkin penting. Bahan yang dianggap
infeksius untuk virus polio adalah feses dan sekresi pernafasan dari pasien
yang terinfeksi virus polio atau yang menerima OPV (Oral Poliovirus Vaccine)
dan produk laboratorium yang digunakan untuk percobaan dengan menggunakan virus
polio. Bahan yang dianggap berpotensi infeksius adalah feses dan sekresi faring
yang dikumpulkan untuk tujuan apapun dari daerah yang masih terdapat virus
polio liar. Darah, serum dan cairan serebrospinal tidak diklasifikasikan
infeksius untuk virus polio.
G. GEJALA KLINIS
Masa inkubasi virus
polio biasanya berkisar 3-35 hari. Gejala umum serangannya adalah pengidap
mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak setelah demam selama 2-5 hari.
Berikut fase-fase infeksi virus
tersebut:
* stadium akut
Yaitu fase sejak
adanya gejala klinis hingga 2 minggu. Ditandai dengan suhu tubuh yang
meningkat. Kadang disertai sakit kepala dan muntah-muntah. Kelumpuhan terjadi
akibat kerusakan sel-sel motor neuron di bagian tulang belakang (medula
spinalis) lantaran invasi virus. Kelumpuhan ini bersifat asimetris sehingga
cenderung menimbulkan gangguan bentuk tubuh (deformitas) yang menetap atau
bahkan menjadi lebih berat. Kelumpuhan yang terjadi sebagian besar pada tungkai
kaki (78,6%), sedangkan 41,4% pada lengan. Kelumpuhan ini berlangsung bertahap
sampai sekitar 2 bulan sejak awal sakit.
* stadium subakut
Yaitu fase 2 minggu
sampai 2 bulan. Ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam. Kadang
disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Terjadi kelumpuhan anggota gerak
yang layuh dan biasanya salah satu sisi saja.
* stadium konvalescent
Yaitu fase pada 2
bulan sampai dengan 2 tahun. Ditandai dengan pulihnya kekuatan otot yang
sebelumnya lemah. Sekitar 50-70 persen fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan
setelah fase akut. Selanjutnya setelah 2 tahun diperkirakan tidak terjadi lagi
pemulihan kekuatan otot.
* stadium kronik
Yaitu lebih dari 2
tahun. Kelumpuhan otot yang terjadi sudah bersifat permanen.
H.UPAYA PENCEGAHAN
Ada beberapa langkah
upaya pencegahan penyebaran penyakit polio ini, di antaranya adalah:
* Eradikasi Polio
* PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
* Survailance Acute Flaccid Paralysis
* Mopping Up
Tidak ada komentar:
Posting Komentar